oleh

PURNAMA PRAMBANAN ke- 57

wita baliPOSKOTA.CO – Sandiwara dengan judul Senin-Kamis selalu dimainkan dengan baik. Romansa dan tawa dari bibir bergincu berhasil mengecoh penonton dengan sempurna. Siapa yang sangka bahwa hidup dan kehidupannya bak sebuah panggung….dan Ia menjadi pemain yang piawai dalam lakonnya!

Kemarahan mbak Retno kepada Diana hanya sejenak. Padahal Diana memikirkan perkataan ibunya dengan sangat dalam. Semua lenyap ketika Papa Hary berkunjung. Suasana rumah penuh kehangatan dan tawa selalu menghias dalam setiap perbincangan.

“Apa kabar gadis-gadis papa yang cantik? Bagaimana sekolah kalian? ”

Sapaan papa Hary ketika berada di meja makan membuat hangat hati Diana, Ajeng dan Asih. Mereka merasa disayang dan diperhatikan oleh seorang papa sambung. Ini seperti obat bagi mereka bertiga ! Diana membuat laporan sepintas tentang sekolahnya, nilai-nilai ulangan yang cukup bagus serta kegiatan yang mereka ikuti di sekolah.

Papa Hary puas mendengar kegiatan sekolah anak-anak gadisnya. Ia juga melihat keadaan rumah yang selalu bersih dan rapi. Semua tertata dengan baik sejak Diana ada di rumah ini. Tak bisa dipungkiri peran Diana cukup besar dalam urusan rumah tangga, sementara Ajeng dan Asih sangat kompak membantu kakaknya.

” Ehh….nanti hari Minggu kita jalan-jalan Yuk, selama ini kalian tudak pernah bersantai bersama papa di hari libur”

” Lha…papa kan tidak disini kalau hari Minggu?”

Asih bertanya dengan polos kepada Papa Hary dan semua mata memandang papa Hary dengan heran. Tawaran yang membuat peserta di meja makan terlonjak senang.

” Nanti papa atur dengan baik dan adil waktunya. Papa ingin ajak kalian dan mama jalan-jalan ke pantai atau ke gunung”

” Wow…asyik sekali” sambut Diana

” Kalau begitu, kita ke Gereja Sabtu sore kak”

Ajeng menyahut dengan senyum gembira dan sangat sangat antusias atas ajakan berlibur papanya.Diana mengiyakan usul adiknya untuk ikut Misa Sabtu sore agar minggunya tidak terburu-buru jika ingin bepergian. Sementara Mbak Retno belum memberi komentar dan masih asyik mengunyah makanannya.

” he…anak-anak papa sekarang rajin ke Gereja? Ini kejutan bagus untuk papa”

Papa Hary menjalani agamanya dengan baik. Sholat lima waktu hampir tak pernah ia tinggalkan. Diana dan adik-adiknya mantap dengan pilihannya untuk beribadah ke Gereja. Sementara Mbak Retno tidak jelas apa maunya dan hendak beribadah dengan cara apa. Jiwanya kosong…melayang dan mengembara entah kemana.

Ketika Asih si bungsu bilang tentang ke Gereja, sebenarnya hati Papa Hary seperti kena cambuk. Selama ini ia beribadah sendiri dan tidak pernah mengajak istri mudanya. Ada yang luput dari perhatiannya dan Asih menohok cukup dalam ruang batinnya. DIANA sudah bisa menuntun adik-adiknya dengan baik tetapi Papa Hary belum menunaikan dengan baik tugasnya. (Bersambung..By : Wita Lexia )

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *