oleh

Terintegrasi Alun-Alun, Bima Arya Sampaikan Progres Pembangunan Masjid Agung

POSKOTA. CO – Walikota Bogor, Bima Arya membuka Rapat Kerja IV Dewan Kemakmuran Masjid Agung Kota Bogor di Gedung PPIB, Jalan Raya Pajajaran, Bogor Timur, Rabu (22/7/2020).

Pada kesempatan tersebut, Bima Arya menyebut bahwa pembangunan masjid yang berada di kawasan Taman Topi dan Pasar Anyar tersebut akan mulai dilanjutkan pada tahun ini.

Dalam sambutannya, ia mengatakan pembangunan Masjid Agung yang tertunda akibat ulah oknum yang tidak amanah.

“Masjid impian kita ini memang sudah tertunda beberapa tahun. Saya harus sampaikan bahwa karena ulah oknum yang tidak amanah sehingga terjadilah seperti ini. Mari kita doakan kepada oknum yang tidak amanah itu diberikan hidayah oleh Allah SWT,” kata Bima.

Bima Arya juga mengucapkan terima kasihnya kepada para pengurus, khususnya Ketua DKM Masjid Agung Dede Supriatna, yang sampai detik ini masih terus bersabar menghadapi berbagai macam cobaan dan dengan segala keterbatasannya masih terus beristiqomah.

“Seperti Ustadz Dede sampaikan tadi, penundaan ini Insya Allah ada hikmahnya sehingga kita akan mendapatkan sistem yang lebih baik. Kita tidak pernah tahu skenario Allah untuk kita semua secara pasti. Yang menurut kita tidak baik, mungkin saja ternyata paling baik. Yang menurut kita baik, mungkin belum tentu. Mudah-mudahan kita berharap kita diberikan terbaik oleh Allah SWT untuk Kota Bogor,” ujarnya.

Bima menyebut, satu fase yang sangat penting telah dilewati, di mana hasil kajian dari Kementerian PUPR menunjukan ada sejumlah struktur bangunan yang harus dikuatkan lagi agar pembangunan tahap selanjutnya bisa mulai dikerjakan kembali.

“Masjid ini kan ternyata pembangunannya bermasalah dalam hal konstruksinya. Jadi kalau dilanjutkan tidak aman. Ada kesalahan-kesalahan di masa lalu. Setelah dikaji, kemudian kita mendapatkan rekomendasi, kita tahu apa yang harus dikerjakan, kita tahu apa yang harus diperbaiki. Ini yang paling penting karena tidak mungkin bisa beribadah dengan tenang ketika konstruksinya pun tidak aman. Dinas PUPR sudah mengerjakan itu,” jelasnya.

Bima Arya juga menyampaikan keinginannya agar Masjid Agung ini terintegrasi dengan Alun-Alun yang akan dibangun di lahan eks Taman Topi. “Kami ingin itu menjadi satu nafas, satu irama, satu warna. Desain masjidnya harus bisa menyimbolkan menjadi ikon Kota Bogor, simbol perjalanan syiar Islam di Kota Bogor, simbol kebangkitan Islam dan sejarah Islam juga di Kota Bogor dari masa ke masa,”ungkapnya.

Menurutnya, konsep desain yang dipaparkan oleh Pengurus DKM Masjid Agung sudah sangat baik. Namun, karena perencanaan Alun-Alun anggarannya dari Provinsi Jawa Barat yang berbeda dengan Masjid Agung, sehingga harus dipastikan prosesnya berjalan satu irama.

“Karena ini perencanaan yang berbeda, antara masjid dan alun-alun yang coba disatukan. Alun Alun ini sebetulnya sudah ada desainnya, karena ini bantuan dari Provinsi. Jadi skenario terbaik adalah izinkan saya melobi pak Gubernur, apabila anggaran diturunkan tahun depan, kita ingin desainnya menyesuaikan. Tentunya setiap perkembangan nanti akan dikomunikasikan kepada pengurus DKM agar selalu update,” katanya.

Di tempat yang sama, Ketua DKM Masjid Agung Dede Supriatna, menyambut baik gagasan Pemkot Bogor terkait keselarasan antara Alun-Alun dan Masjid.

“Saya kira ini baik. Ibarat masjid adalah rumah, maka Alun-Alun itu sebagai halamannya menjadi satu kesatuan yang utuh,” ujar Dede.

“Jadi, tidak hanya memperhatikan kapasitas, tetapi estetikanya juga. Yang tak kalah penting konstruksinya harus kokoh sehingga beribadah nyaman dan aman. Faktanya Masjid Agung ada di tengah keramaian, sentra ekonomi ada pasar dan stasiun sehingga kehadiran Masjid Agung sangat dibutuhkan dan diharapkan bisa menjadi penyejuk,” jelasnya.

Selama pembangunan, kata Dede, DKM akan berkoordinasi dengan Dinas PUPR terkait titik mana saja yang masih bisa dimanfaatkan oleh warga untuk beribadah, di sisi lain pembangunan bisa terus berjalan.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Bogor Chusnul Rozaqi memprediksi proses pembangunan Masjid Agung dengan kondisi seperti saat ini akan memakan waktu dua tahun.

“Dari APBD Kota Bogor tahun dianggarkan Rp 8,1 miliar dan 2021 dianggarkan lagi sekitar Rp 15 miliar. Penguatan struktur kita perbaiki maupun penyelesaian atap yang strukturnya terpisah dari yang sudah ada. Kita tinggal penguatan karena tidak melakukan pembongkaran tapi penguatan struktur yang ada. Kemudian nanti kita lelangkan untuk perencanaan redesign-nya itu. Pembangunannya kita sinergikan antara konsep Alun-Alun dengan Masjid itu sendiri,” ujarnya. (ymd/sir)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *