oleh

DENSUS RINGKUS TERDUGA TERORIS PEMBERI DANA JARINGAN MAJALENGKA

Boy Rafli Amar.
Boy Rafli Amar.

POSKOTA.CO – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri kembali meringkus seorang terduga teroris bernama Hendra alias Abu Pase yang merupakan anggota kelompok Majalengka.

“Pada Minggu, 27 November sekitar pukul 17.09 WIB bertempat di Jalan Ismaya Raya, Pondok Benda, Kota Tangerang Selatan, Banten, telah dilakukan penangkapan terhadap Hendra alias Abu Pase yang merupakan kelompok Rio Majalengka,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin (28/11), seperti dikutip Antara.

Menurut Boy, Hendra yang warga Aceh itu diketahui sebagai pemberi dana operasional dan membuat peledak.

Sementara di tempat yang berbeda, tim Densus menangkap terduga teroris lainnya bernama Saiful Bahri alias Abu Syifa di Desa Baros, Serang, Banten.

Sehari sebelumnya yakni Sabtu (26/11), Densus 88 menangkap terduga teroris bernama Bahrain Agam di Aceh Utara.

“Pada Sabtu, 26 November, tim Densus berhasil menangkap Bahrain Agam di Desa Blang Tarakan, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara,” ujar Boy.

Ketiganya diduga terkait dengan terduga teroris Rio Priatna Wibawa yang telah ditangkap di Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Rabu (23/11).

Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui Bahrain berperan merancang bom, ikut membeli bahan-bahan peledak dan memberikan dana Rp7 juta untuk keperluan aksi terorisme.

Sementara Saiful berperan membantu Rio membangun laboratorium di rumah Rio yang digunakan untuk membuat bom serta turut merencanakan aksi pengeboman di beberapa objek vital. “Para tersangka masih diperiksa intensif,” ungkap Boy.

Keempatnya merupakan jaringan sel JAD yang berbaiat kepada ISIS, dalam hal ini dipimpin petempur ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim.

Rio sendiri pandai meracik berbagai bahan kimia yang digunakan untuk membuat peledak. Bahan peledak yang diproduksi Rio telah dipesan oleh sejumlah orang dari kelompok Bahrun lainnya.

Rencananya bahan peledak itu akan digunakan untuk aksi bom bunuh diri di berbagai lokasi yakni, di Gedung DPR/MPR-RI, Mabes Polri, beberapa gedung kedutaan besar, stasiun televisi dan tempat ibadah pada akhir 2016. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *