oleh

Wan Abud: Bisnis Wedding Pelabuhan Terakhirnya

Exif_JPEG_420POSKOTA.CO – Masih ingat Wan Abud? Jika Anda penggemar film-film komedi situasi (sitkom) di era 80-an, pasti kenal betul nama beken ini. Dialah Fuad Alkhar. Pria berwajah Arab berdarah Betawi tulen ini dikenal dengan nama kondang Wan Abud.

Nama Wan Abud memang sebuah berkah besar yang pernah dienyam seorang aktor bernama Fuad Alkhar. Ibarat ketiban durian runtuh, nama Wan Abud tiba-tiba bergulir kencang, meroket populer menjadi bagian kebesarannya di pentas artis nasional di tahun 1989. Dan itu bermula dari sebuah film layar lebar yang dibintanginya, dimana

sang sutradara memberi peran seorang lelaki Arab lengkap dengan logat Arabnya yang kental, yang kemudian terkenal dengan panggilan Wan Abud, Sayangnya, hingga detik ini nama populer itu tak pernah didaftarkan Fuad ke Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sehingga banyak juga artis Indonesia yang meniru-niru nama ini.

Lantaran sukses mengangkasakan namanya dengan nama Wan Abud di arena dunia glamor, Fuad pun praktis kebanjiran tawaran. Deretan panjang film layar lebar pun diperankannya, mulai dari ‘Catatan Si Boy 4’ hingga part 6, kemudian disusul perannya di film ‘Kadir Doyok’, ‘Akal Akalan’, ‘Ini Rindu’, ‘Gara-Gara’ bersama Nurul Arifin yang kini menjadi politisi, ‘Ada Ada Saja’, ‘Putri Salju’, ‘Kawin Muda’ dan ‘Babi Ngepet’.

Bahkan, kini, di usia senjanya yang memasuki 56 tahun, dia masih sempat nongol di sinetron serial beken SCTV ‘Mak Ijah Ke Mekah’ (2014). “Ya, saya sih cuma main di 12 episode saja,” kata artis yang kerap bertandem dengan pelawak Doyok, artis boom sex Kiki Fatmala dan Ayu Azhari ini.

Bisnis Wedding

Namun siapa nyana jika aktor besar era 80-an ini kini justru banting setir dengan berbisnis wedding, khususnya bidang tata rias pengantin. Soal ini, Fuad punya sejarah. “Nenek dan ibu saya sebenarnya seorang peñata rias yang andal di zamannya.

Jadi kenapa saya berbisnis ini karena memang ada faktor keturunan dari kedua orang tua yang sangat saya hormati itu,” paparnya. Kenapa baru sekarang? Yang pasti, dalih Fuad, karena sudah lama dia waktunya dihabiskan untuk syuting dan syuting. “Jadi nggak ada waktu untuk konsentrasi di bisnis wedding ini,” terangnya.

Nah, jika sekarang dia fokus berbisnis wedding karena memang waktunya memang cukup leluasa. Jadwal syutingnya kini sudah sangat berkurang sehingga dia benar-benar mencurahkan waktunya untuk berkonsentrasi menggeluti bisnis yang merupakan cita- cita lamanya itu.

Di bisnis wedding ini, Fuad menawarkan jasa paket wedding lengkap. Mulai dari tenda berbagai ukuran, dekorasi pelaminan, meja-meja untuk catering, tata rias pengantin hingga hiburan; grup musik gambus dan MC. “Yang membedakan wedding saya dengan wedding lainnya adalah kita ada grup musik gambus, namanya Al Wardah yang sudah lengkap berikut penyanyi dan MC-nya,” ujar Fuad setengah berpromosi.

Paket wedding organizer yang dijajakan Fuad tak terbatas hanya untuk pesta perkawinan di rumah saja, namun juga untuk di gedung. Harga paket lengkap itu dijual Fuad Rp 25 juta. Nah, bagi Anda yang ingin memakai jasa weddingnya, Fuad menawarkan berbagai paket.

Untuk tata rias pengantin saja, dia memasang harga Rp 3 juta. Untuk paket pelaminan/gebyok (tergantung ukuran), tata rias dan pagar ayu saja, Fuad mematok harga Rp 7 juta Sedang untuk jasa pelaminan, tata rias, pagar ayu ditambah foto dan video syuting dia lepas dengan harga Rp 11 juta.

Untuk yang hanya ingin memakai grup gambusnya saja dia menawarkan harga Rp 7 juta (siang) sampai 15 juta (siang- malam). “Ya, dibanding wedding lain, kita termasuk murah meriah,” bebernya.

Tak cuma itu. Wan Abud juga siap dipakai untuk jadi host (MC) saja untuk pesta kawinan maupun acara-acara lain seperti pesta ulang tahun, gathering dan lainnya.

“Dari pagi sampai malam pun saya siap menghibur hadirin berpesta dengan banyolan dan kekocakan saya,” katanya jenaka. Dalam berbisnis wedding ini, aku Fuad, tidak selalu mulus berjalan lancar. Ada ada saja kendala yang dihadapinya.

“Pernah di suatu perkawinan tiba-tiba pelaminan rubuh. Ya, kan bikin panik pengantin dan orang seisi rumah. Sampai ada yang teriak-teriak histeris. Sampai begitu lho,” kisahnya.

Kejadian-kejadian aneh seperti itu, tambah pria berwajah Arab itu, berlangsung tidak hanya sesekali namun kerap terjadi, dan itu tidak saja dialaminya tapi juga menimpah jasa wedding lainnya. Setelah usut punya usut, ternyata, ini ada provokatornya. “Maksudnya kericuhan itu dibuat oleh pesaing-pesaing (provokator) saya, terutama dari para peñata rias yang mereka iri dengan wedding saya,” beber pria yang menikahi seorang istri berdarah Manado namun higgga kini belum dikaruniai momongan.

Kendati tantangan di bisnis ini terbilang cukup berat, namun Wan Abud tak merasa gentar. Dia merasa bisnis ini adalah pelabuhan terakhirnya setelah malang melintang di dunia keartisan yang banyak menawarkan sejuta glamoritas. Untuk menghadapi aral itu, Wan Abud telah mengantongi resep sendiri untuk melawannya. “Ya, dengan tawakal kepada Allah saja.

Sebelum kita mengerjakan hajatan itu, saya banyak berdoa dan berzikir, kalau perlu puasa dulu biar semuanya berjalan lancar,” ujar artis yang namanya mulai berkibar lagi ini berkat keterlibatannya di sinetron ‘Mak Ijah Ke Mekkah’ kepada POSKOTA.CO di kediamannya kawasan Beji Timur, Depok. (Hakim/Hais)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *