oleh

Polda Jawa Timur Petakan Kerawanan di Pilkada Serentak 2020

POSKOTA.CO – Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur melakukan pemetaan kekuatan untuk mengamankan pagelaran Pilkada serentak 2020. Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan pihaknya mengumpulkan KPU, Bawaslu hingga Kapolres se-jajaran Jatim. Hal ini untuk mengkonsolidasikan bagaimana pengamanan Pilkada nanti.

“Ini dalam rangka kita mengkonsolidasi. Tadi pagi dari KPU sudah, dari Bawaslu sudah dan ini para Kapolres dengan Kabag Ops dan sekarang sudah melakukan mapping dari kesiapan di wilayah 19 Polres,” kata Irjen Pol Luki di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Kamis (13/2/2020).

Irjen Pol Luki menambahkan meski hanya 19 polres yang mengamankan pilkada, namun polres-polres lainnya akan membantu. Misalnya dengan mengirim personel untuk membantu mengamankan.

“Polres-polres lain ini akan mendukung jadi polres tetangga yang tidak ada Pilkada ini akan mendukung personelnya. Karena ini membutuhkan personel yang banyak. Butuh berapa personel dari sekarang kita data dan siapa saja para tetangganya yang nggak iku,t nanti kita data. Kalau kurang nanti baru Polda dan Brimob dari SPN yang akan mendukung,” papar Irjen Pol Luki.

Selain itu, dari mapping potensi kericuhan ini, Irjen Pol Luki ingin pagelaran pilkada berjalan lancar. Kapolda menyebut Pilkada ini tingkat kerawanannya lebih tinggi dari pada Pilpres kemarin.

“Ini penting dalam hal kalau kita bisa mapping dari potensi potensi kerawanan, oni kita nanti pas personel kekuatannya berapa, nanti pengamanannya butuh berapa di TPSnya nanti ada pelatihan sispamkota. Seperti Pilpres kemarin saya rasa potensi kerawanannya sama seperti Pilpres, cuma ini kita yang jelas Pilkada mungkin lebih potensi kerawanannya lebih tinggi karena serentak,” imbuh Irjen Pol Luki.

Gubernur Jatim memberikan arahan

Di kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan pertemuan kali ini cukup penting. Hal ini untuk mengetahui apa yang harus diantisipasi sejak dini.

“Kalau dari potensi kemungkinan untuk menjadi disharmoni, kemudian terjadi politisasi SARA dan politik identitas, angkanya cukup tinggi. Maka kemudian itu dijadikan referensi, maka antisipasi koordinasi dan intensitas kita untuk membangun silaturahim cukup tinggi. Kita Alhamdulillah posisi pada pilpres kemarin juga dinamika-dinamika ada tapi so far semua berjalan aman damai dan kita bisa melihat demokrasi berjalan dengan sangat baik,” ungkap Khofifah.

Khofifah juga tak akan menutup mata jika pasti ada dinamika yang terjadi pada pagelaran Pilkada 2020 nanti. Untuk itu, dia mengapresiasi upaya kepolisian ini.

“Pilkada 2020 ini 19 kabupaten dan kota yang rata-rata sangat gede gede. Nah ini daerah-daerah yang dengan DPT sangat besar dan dengan tingkat heterogenitas dan varian-varian dinamika yang harus diantisipasi bersama. Maka sebagai bagian dari keluarga besar di Pemprov tentu kami menyampaikan terima kasih Pak Kapolda sudah menginisiasi untuk pertemuan rapat seperti ini,” pungkas Khofifah.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *